Tepat pada pukul 06.10 di hari Kamis, tanggal 21 April 2011 saya berangkat dari Palangkaraya menuju Kuala Kapuas, tepatnya ke tempat lokasi pembangunan Pelabuhan Laut Batanjung. Saya ditugaskan pimpinan untuk menghadiri pemancangan tiang pancang yang pertama sebagai simbolis dimulainya pembangunan Pelabuhan Laut Batanjung. Lebih kurang 2,5 jam saya tiba di Kuala Kapuas, dan saya diinformasikan oleh orang-orang di pelabuhan Pemda Kapuas bahwa rombongan para pejabat baru saja berangkat.
Pemancangan oleh Bupati Kapuas |
Lokasi Tiang Pancang Pertama |
Tadinya saya ingin bawa adik sepupu saya di Kuala Kapuas untuk menemani saya ke Batanjung, tapi karena saya tidak berhasil menghubunginya, jadilah saya sendiri (bersama motoris speedboat tentunya...) menuju kesana. Diperlukan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai tujuan, terlihat para pejabat Pemda Kapuas sudah berada di atas tongkang, tempat berdirinya perangkat kern, hammer, rider serta pipa tiang pancang. Tidak berapa lama Pak Bupati Kapuas menarik tambang yang telah disediakan, dan dengan demikian operator mengangkat hammer untuk selanjutnya dijatuhkan ke tiang pancang tersebut. Setelah selesai peresmian, para undangan turun dari tongkang dan menuju speedboat masing-masing dan berangkat menuju ke arah muara sungai. Untuk memanfaatkan waktu, saya juga meminta kepada motoris untuk membawa saya serta ke arah muara (sekalian berwisata sungai he... he...).
Cikal Bakal Pelabuhan Batanjung |
Desain akhir pelabuhan tersebut saya belum pernah melihatnya, namun dalam acara paparan kepada Bapak Gubernur Kalimantan Tengah kebetulan saya juga ikut hadir. Sepintas pada waktu itu saya amati bahwa pelabuhan tersebut hanya terdiri dari dermaga saja. Saya tidak melihat adanya konstruksi lain seperti breakwater ataupun jetty sebagai pelengkap fungsi pelayanan dan keberlangsungan dermaga tersebut, kalau ada kesempatan suatu saat akan saya tanyakan kepada teman saya Pak Herson Aden (yang nasibnya bagus menjadi kepala Bappeda Kabupaten Kapuas) tentang desain akhir pelabuhan tersebut.
Muara Sungai Kapuas Murung |
Lokasi peresmian pemancangan tersebut sedikit di bagian hulu muara sungai Batanjung, berdasarkan pengalaman saya (begini-begini sering juga masuk ke sungai Batanjung... he... he....) bahwa pada saat tertentu speedboat harus hati-hati untuk melewati muara sungai Batanjung karena bisa "kandas" (bahasa Indonesianya apa ya.???? nanti saya lengkapi lagi) dikarenakan banyaknya endapan pasir. Kita bayangkan bagaimana nantinya jika kapal-kapal dengan DWT besar melewati alur tersebut. Oleh karena itu saya menyarankan agar pelabuhan dapat berfungsi dan memiliki umur teknis (pelayanan) yang panjang, kiranya dibangun breakwater/jetty untuk melokalisir laju endapan yang timbul pada daerah muara, dan tentunya agar gelombang dapat tereduksi sehingga pada bagian dalam dapat diperoleh maksimum gelombang yang diijinkan sesuai dengan kriteria perencanaan.
So, Selamat melanjutkan pembangunan Pelabuhan Laut Batanjung, agar dapat membantu pergerakan ekonomi di Kalimantan Tengah.
Palangkaraya, 21 April 2011
Mungkin baru design awal tuh pak...siapa tahu ada design-design lanjutannya.
BalasHapusJika memang seperti yang Bapak katakan bahwa design pelabuhan tersebut hanya berupa dermaga, berarti sebutannya bukan Pelabuhan Laut Batanjung tapi Dermaga Batanjung ya pak???
Kadang bahasa Indonesia memang butuh pendalaman ya, pak....karena banyak orang menyamaratakan arti "dermaga" dan "pelabuhan" yang notabene dalam konstruksi merupakan dua hal yang berbeda serta yang satu merupakan bagian dari yang lain.
Bu Vee Bahat,
BalasHapuswah saya jadi sibuk surfing untuk kejelasan arti harafiah kata "pelabuhan" dan "dermaga".
Berdasarkan Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/
Pengertian "dermaga" adalah :
(1) tembok rendah yg memanjang di tepi pantai menjorok ke laut di kawasan pelabuhan (untuk pangkalan dan bongkar muat barang); kade: kapal itu sedang berlabuh di -- pelabuhan untuk membongkar muatannya;
(2) tembok penahan ombak (di pelabuhan)
Pengertian "pelabuhan" adalah tempat berlabuh;
he.... he.... malah saya jadi bingung, bagaimana menyimpulkannya ya, kita coba aja (konteks tulisan saya di atas adalah pada aspek "bangunan air" nya):
1. Dermaga = pelabuhan jika tidak ada (dibaca tidak diperlukan) bangunan air lainnya
2. Dermaga ≠ pelabuhan jika ada bangunan air lainnya
KARENA seperti kita ketahui bersama bahwa elemen pelabuhan adalah fender, pemecah gelombang, dermaga, tempat tambatan, kolam pelabuhan, alur pelayaran dan berbagai fasilitas penunjang lainnya (baik di darat maupun di air)
Berdasarkan desain yang saya lihat pada saat paparan, yang direncanakan dan dibangun disana tetap adalah Pelabuhan Laut Batanjung.
Jadi bertambah banyak rambut putih saya. Sukses ya S3 nya.
Shalom Om, salut bwt ulasanx kebetulan aq rencanax handak mengangkat masalah Pelabuhan Batanjung ini jadi thesis Om
BalasHapusShalom Om, btw salut bwt komentarx Om. Ulasanx ini sangat bermanfaat sebagai masukan bagi Pemkab Kapuas untuk Perencanaan Jangka Panjang dari Konstruksi Pelabuhan Batanjung beserta utilitas pelabuhanx
BalasHapustrims Ndri..... utk perencanaan pelabuhan sdh standar bhw aspeknya adalah masalah pengendapan pasir (pendangkalan), reduksi gelombang, aksesibilitas...... tp jgn lupa dan banyak org lupa (termasuk om juga) bhw "biaya" adalah biaya yg dikeluarkan sejak perencanaan sampai umur teknis infrastruktur tercapai. Selamat berkarya.... tapi jgn terlalu asyik... cepat2 cari jodoh, spy Mamahnya cepat dapat cucu...
Hapusmau tanya pak, kira-kira akan dibangun dermaga khusus untuk mengangkut minyak kelapa sawit (CPO) atau tidak ya di pelabuhan Batanjung? trims
BalasHapusUntuk rencana pengelolaan pelabuhan tersebut (termasuk pemanfaatannya,)Pak Eko bisa langsung konfirmasi dengan Pemda Kapuas. Saya hanya memandang dari aspek desain teknisnya saja.
Hapussaya merasa senang sekali dengan rencana pembanguan laut ini, semoga masyarakat yang ada di desa batanjung terbantu dari segi ekonomi dengan adanya pelabuhan ini nanti, tapi saya mengharapkan pihak terkait untuk mengawasi pembangunan pelabuhan tersebut sehingga apa yang diharapkan PEMDA dan masyarakat dapat tercapai dengan baik. sebagai salah seorang warga yang bermukim di desa tersebut saya juga mengharapkan agar kalau pelabuhan itu sudah selesai dibangun agar warga yang ada disekitarnya dapat berpartisipasi dan diikutsertakan dalam pembangunan, jangan sampai hanya orang lain yang menikamti hasil dari kerja keras sementara warga desa hanya sebagai penonton, ini yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah terkait.
BalasHapusSaya sepakat dengan Pak Muhammad, mestinya dalam pelaksanaan pembangunan dan penggunaan pelayanan pelabuhan dapat memanfaatkan tenaga-tenaga lokal sepanjang sesuai dengan kompetensinya, sehingga ada manfaat multi efeknya.
Hapus