Akhir-akhir ini kita sudah terbiasa dengan giliran pemadaman listrik. Apa sebenarnya persoalan yang dihadapi oleh PLN saya tidak tahu persis. Seperti kita ketahui bahwa Kalimantan Tengah mempunyai potensi yang luar biasa untuk pembangkit listrik tersebut, baik sumber energi yang tidak terbarui maupun yang terbarui, sebut saja sumber energi dari bahan tambang batu bara, air yang terdapat pada 11 sungai besar, kenapa potensi tersebut belum bisa dikelola dan dimanfaatkan secara optimal???? Seperti kata pepatah “tikus mati di lumbung padi”. Ironis……….
ALTERNATIF SUMBER ENERGI
Selama ini penggunaan energi listrik bersumber dari energi tak terbarukan dan energi yang bisa terbarukan. Energi tak terbarukan seperti batu bara, minyak, nuklir dll. Pemanfaatan energi ini pada umumnya adalah sumber daya yang terbatas, hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu (deposit habis), meninggalkan persoalan lingkungan seperti menghasilkan limbah beracun bahkan radioaktif.
Sedangkan energi yang bisa terbarukan contohnya adalah penggunaan sinar matahari, angin, air mengalir, proses biologi dan panas bumi. Mereka sering digambarkan sebagai bentuk energi yang bersih dan hijau (clean and green forms of energy) karena dampak lingkungan yang minimal. Keuntungan dari sumber daya terbarukan adalah kita dapat menggunakannya berulang-ulang tanpa kehabisan sumber daya. Tidak ada kontribusi terhadap pemanasan global, tidak menyebabkan polusi emisi, aplikasi biaya rendah ketika menghitung semua biaya, dan lebih sehat. Oleh karena itu energi terbarukan ini merupakan sumber daya energi yang berkelanjutan, mereka menghindari pengurasan sumber daya alam untuk generasi mendatang.
Apapun yang terdapat pada bumi yang kita tempati ini memang diciptakan Tuhan untuk kita kelola dan manfaatkan. Namun kontribusi terhadap kelangsungan daya dukung (umur) bumi juga tergantung bagaimana cara kita mengelola apa yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, menurut pendapat saya alangkah lebih baiknya kalau dalam memanfaatkan energi di Kalimantan Tengah yang bersumber dari air, karena potensinya memungkinkan untuk itu.
POTENSI SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Provinsi Kalimantan Tengah terletak antara 60 44’ LU - 30 34’ LS dan 1100 43’ BT - 1150 47’ BT. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat, sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, sebelah Timur berbatasan dengan Kalimantan Selatan dan sebelah Selatan dibatasi oleh laut Jawa.
Keadaan fisik Kalimantan Tengah dicirikan dengan adanya topografi bergunung di daerah utara, dan semakin mendatar kearah selatan, dimana pada daerah tersebut banyak terdapat rawa-rawa.
Iklim di Provinsi Kalimantan Tengah adalah tropika basah, dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.700 mm. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober - Maret, sedangkan musim kering terjadi pada bulan Juni - Agustus.
Sebagian besar lahan berupa hutan yang dapat dirinci menjadi hutan lindung, hutan suaka dan wisata, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan produksi yang dapat di konversi. Fungsi lahan lainnya adalah untuk pertanian dan pemukiman.
Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai 11 sungai besar yaitu adalah Sungai Jelai, Arut, Lamandau, Kumai, Seruyan, Mentaya, Katingan, Sebangau, Kahayan, Kapuas dan Barito. Dari ke 11 sungai besar tersebut oleh Departemen Pekerjaan Umum diusulkan untuk di tetap melalui Peraturan Presiden kedalam pengelolaan 6 Wilayah Sungai.
Tabel 1. Draft Usulan Wilayah Sungai
No
|
Draft WS
|
DAS
|
Luas DAS (km2)
|
Status
|
Kewenangan
|
1
|
Jelai-Kendawangan
|
Jelai
|
8.308
|
Lintas Provinsi
|
Pusat
|
Arut
|
6.634
| ||||
Lamandau
|
9.966
| ||||
Kumai
|
5.805
| ||||
2
|
Seruyan
|
Seruyan
|
11.625
|
Strategis Nasional
|
Pusat
|
3
|
Mentaya
|
Mentaya
|
13.283
|
Dalam Kabupaten
|
Kabupaten
|
4
|
Katingan
|
Katingan
|
21.576
|
Dalam Kabupaten
|
Kabupaten
|
5
|
Kahayan
|
Sebangau
|
6.649
|
Strategis Nasional
|
Pusat
|
Kahayan
|
19.917
| ||||
6
|
Barito
|
Kapuas
|
19.917
|
Lintas Provinsi
|
Pusat
|
Barito
|
29.884
|
Potensi sumber daya air di Kalimantan Tengah meskipun nilai rata-rata air yang tersedia cukup besar namun distribusi ketersediaan sumber daya air tersebut sangat dipengaruhi oleh ruang dan waktu, dimana waktu musim kering debit minimum sungai sangat kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya.
Dengan melihat potensi sumber daya air yang ada maka diperlukan penanganan yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sarana transportasi air di Propinsi Kalimantan Tengah. Ke 11 sungai besar yang ada di Kalimantan Tengah dengan panjang kurang lebih 4.625 Km dan 7 buah anjir/kanal sepanjang kurang lebih 122 Km.
No
|
DAS
|
Panjang (km)
|
Rata-rata (m)
| ||
Total
|
Dpt Dilayari
|
Kedalaman
|
Lebar
| ||
1
|
Barito
|
900
|
780
|
8
|
650
|
2
|
Kapuas
|
600
|
420
|
6
|
500
|
3
|
Kahayan
|
600
|
500
|
7
|
500
|
4
|
Katingan
|
650
|
520
|
6
|
300
|
5
|
Mentaya
|
400
|
270
|
6
|
400
|
6
|
Sebangau
|
200
|
150
|
5
|
100
|
7
|
Seruyan
|
350
|
300
|
5
|
300
|
8
|
Arut
|
250
|
190
|
4
|
100
|
9
|
Kumai
|
175
|
100
|
6
|
300
|
10
|
Lamandau
|
300
|
250
|
6
|
200
|
11
|
Jelai
|
200
|
100
|
5
|
100
|
DAYA AIR SEBAGAI SUMBER ENERGI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Sehubungan dengan potensi daya air yang terdapat di Provinsi Kalimantan Tengah, beberapa sungai telah dilakukan penelitian terhadap potensinya yang dapat dikembangkan untuk sumber energi listrik seperti rencana Bendungan Muara Juloi Kabupaten Murung Raya berdasarkan Studi Kelayakan (pada saat ini masuk tahap penyusunan AMDAL) yang mampu menyediakan daya sebesar 284 MW, kemudian di Kabupaten Katingan terdapat rencana Bendungan Riam Jerawi berdasarkan hasil Studi Kelayakan yang mampu menyediakan daya sebesar 2x36 MW dan pada tahun anggaran 2010 ini akan dilakukan Studi Kelayakan Bendungan Setongah oleh Pemerintah Kabupaten Lamandau. Bandingkan dengan PLTA Riam Kanan di Provinsi Kalimantan Selatan yang ”hanya” mampu menyediakan daya sebesar 30 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
No
|
Uraian
|
Unit
|
Bendungan
Muara Juloi
|
A
|
LOKASI
Aksesibilitas
|
km
|
Ds Muara Juloi
60 km dari Tokung
|
B
1
2
3
|
SUNGAI
Sungai
River Basin
Panjang Sungai
|
km
|
Sei Juloi
S. Barito
169,5
|
C
1
2
3
|
HIDROLOGI
Luas DAS
Curah Hujan Tahunan
Debit rata-rata
|
km2
mm/thn
m3/sec
|
7.793,0
2.600,0
605,9
|
D
1
2
|
WADUK
HWL
MOL
|
El. m
El. m
|
190,0
185,0
|
E
1
2
3
4
5
|
BENDUNGAN UTAMA
Tipe
Elevasi Puncak Bendungan
Elevasi Dasar Sungai
Tinggi Bendungan
|
El. m
El. m
m
m
|
Rockfill
200,0
125,0
75,0
70,0
|
F
1
2
3
|
POWER GENERATION
Daya Terpasang
Operasi Beban Puncak
Prakiraan Produksi Energi per tahun
|
MW
Jam
MWh
|
284,0
5,0
516,000,0
|
G
|
Biaya
|
Rp. T
|
3,4
|
Perspective
|
No
|
Uraian
|
Unit
|
Rencana
Bendungan
Tuhup
|
A
|
LOKASI
Aksesibilitas
|
km
|
Ds Muara Tuhup
40 km dari Puruk Cahu
|
B
1
2
3
|
SUNGAI
Sungai
River Basin
Panjang Sungai
|
km
|
Sei Tuhup
S. Barito
72,47
|
C
1
2
3
|
HIDROLOGI
Luas DAS
Curah Hujan Tahunan
Debit rata-rata
|
km2
mm/thn
m3/sec
|
767,0
2.600,0
22,5
|
D
1
2
|
WADUK
HWL
MOL
|
El. m
El. m
|
90,0
85,0
|
E
1
2
3
4
5
|
BENDUNGAN UTAMA
Tipe
Elevasi Puncak Bendungan
Elevasi Dasar Sungai
Tinggi Bendungan
|
El. m
El. m
m
m
|
Rockfill
100,0
30,0
65,0
60,0
|
F
1
2
3
|
POWER GENERATION
Daya Terpasang
Operasi Beban Puncak
Prakiraan Produksi Energi per tahun
|
MW
Jam
MWh
|
10,3
5,0
18.800,0
|
G
|
Biaya
|
Rp. T
| |
Investigate
|
No
|
Uraian
|
Unit
|
Rencana
Bendungan
Teweh
|
A
|
LOKASI
Aksesibilitas
|
km
|
Ds Hajak/Liangnaga
15 km dari M. Teweh
|
B
1
2
3
|
SUNGAI
Sungai
River Basin
Panjang Sungai
|
km
|
Sei Benangin
S. Barito
189
|
C
1
2
3
|
HIDROLOGI
Luas DAS
Curah Hujan Tahunan
Debit rata-rata
|
km2
mm/thn
m3/sec
|
2.523,0
2.600,0
85,1
|
D
1
2
|
WADUK
HWL
MOL
|
El. m
El. m
|
85,0
80,0
|
E
1
2
3
4
5
|
BENDUNGAN UTAMA
Tipe
Elevasi Puncak Bendungan
Elevasi Dasar Sungai
Tinggi Bendungan
|
El. m
El. m
m
m
|
Rockfill
90,0
20,0
65,0
60,0
|
F
1
2
3
|
POWER GENERATION
Daya Terpasang
Operasi Beban Puncak
Prakiraan Produksi Energi per tahun
|
MW
Jam
MWh
|
34,0
5,0
62.139,0
|
G
|
Biaya
|
Rp. T
| |
Perspective
|
No
|
Uraian
|
Unit
|
Rencana
Bendungan
Riam Jerawi
|
A
|
LOKASI
Aksesibilitas
|
km
|
Ds Tumbang Tangoi
117 km dr Kasongan
|
B
1
2
3
|
SUNGAI
Sungai
River Basin
Panjang Sungai
|
km
|
Sei Baraoi Mendawai
S. Katingan
21,106
|
C
1
2
3
|
HIDROLOGI
Luas DAS
Curah Hujan Tahunan
Debit rata-rata
|
km2
mm/thn
m3/sec
|
635,0
3.000,0
30,8
|
D
1
2
|
WADUK
HWL
MOL
|
El. m
El. m
| |
E
1
2
3
4
5
|
BENDUNGAN UTAMA
Tipe
Elevasi Puncak Bendungan
Elevasi Dasar Sungai
Tinggi Bendungan
|
El. m
El. m
m
m
|
Rockfill
230,0
108,0
122,0
|
F
1
2
3
|
POWER GENERATION
Daya Terpasang
Operasi Beban Puncak
Prakiraan Produksi Energi per tahun
|
MW
Jam
MWh
|
2 x 36,0
113.000,0
|
G
|
Biaya
|
Rp. T
|
4,2
|
Perspective
|
No
|
Uraian
|
Unit
|
Rencana
Bendungan
Lahei
|
A
|
LOKASI
Aksesibilitas
|
km
|
Ds Lahei/Jurubaru
15 km dari M. Teweh
|
B
1
2
3
|
SUNGAI
Sungai
River Basin
Panjang Sungai
|
km
|
Sei Nganarayan
S. Barito
201
|
C
1
2
3
|
HIDROLOGI
Luas DAS
Curah Hujan Tahunan
Debit rata-rata
|
km2
mm/thn
m3/sec
|
2.583,0
2.600,0
88,2
|
D
1
2
|
WADUK
HWL
MOL
|
El. m
El. m
|
85,0
80,0
|
E
1
2
3
4
5
|
BENDUNGAN UTAMA
Tipe
Elevasi Puncak Bendungan
Elevasi Dasar Sungai
Tinggi Bendungan
|
El. m
El. m
m
m
|
Rockfill
90,0
25,0
65,0
60,0
|
F
1
2
3
|
POWER GENERATION
Daya Terpasang
Operasi Beban Puncak
Prakiraan Produksi Energi per tahun
|
MW
Jam
MWh
|
32,3
5,0
64.411,0
|
G
|
Biaya
|
Rp. T
| |
Perspective
|
Menurut hemat kami pertimbangan pengembangan bendungan-bendungan jangan hanya didasarkan pada teknis normatif (”rumusan baku”) yang diperhitungkan dalam Economic Internal Rate of Return (EIRR) sehingga sering menghasilkan kesimpulan tidak layak, karena ada banyak parameter-parameter eksternalitas yang nilainya sulit untuk dikonversikan menjadi biaya.
Sebagai perbandingan, saya pernah membaca tulisan Pak Dahlan Iskan tentang jalan Tol Dalian–Dandong di negeri tiongkok, dimana ketika beliau melewati jalan tol tersebut, sangat jarang berpapasan dengan kendaraan lain, dalam tulisan beliau ”Naik Mobil Omprengan, Tak Pernah Nyalip dan Disalip Berkelana ke Dandong” saya kutip begini:
”Kalau ketika membangunnya pemerintah mempertimbangkan aspek komersial, keputusannya pasti jangan dibangun dulu. Tunggu lalu lintasnya ramai dulu. Tunggu agak macet dulu. Tetapi, Tiongkok selalu membangun jalan tol dengan pertimbangan justru sebelum macet. Juga, untuk kepentingan jangka panjang. Dan yang selalu didengung-dengungkan pemerintah, jalan tol itu untuk membuka wilayah agar kawasan pertanian di pedalaman punya akses ekonomi yang cepat ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di perkotaan”.
Sehingga kalau dihitung waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi yang telah dikeluarkan sangat lama dan tentunya tidak layak, ternyata pemerintah disana mempunyai ”pertimbangan lain” dan bukan hanya berpegang pada pertimbangan ”ekonomi” semata.
Contoh lain siapa sangka biaya pembangunan kanal banjir di Jakarta yang pada saat Pak Ali Sadikin melontarkan ide ini di klaim tidak layak karena terlalu mahal untuk masa itu, ternyata biaya yang dianggap mahal pada waktu itu tidak sebanding dengan besarnya kerugian yang dialami masyarakat Jakarta pada saat sekarang.
Oleh karena itu berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, melalui tulisan sederhana ini mengusulkan segenap komponen di Provinsi Kalimantan Tengah, baik dari jajaran pemerintah maupun masyarakat secara bersama kita perjuangkan agar sumber daya air untuk pemenuhan listrik khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah dapat terpenuhi. Mahal pada waktu sekarang belum tentu mahal pada saat generasi kita telah memanfaatkannya dimasa datang.
Palangkaraya, 4 Maret 2010; 11.00 WIB
Salam hormat pak Free,
BalasHapusSangat menarik ulasan bapak mengenai prospek pembangunan PLTA di Kalteng.
Namun sebagai orang awam dan memiliki pengetahuan yang minim tentang bangunan air, saya mohon kiranya bapak dapat membagi ilmu yang bapak kuasai tersebut.
Saya ingin mengetahui,faktor apa saja yang dijadikan standar kelayakan suatu lokasi untuk membangun bendungan utk PLTA, apakah ada standar baku utk hal tersebut?
Mengingat sungai memiliki karakteristik yang berbeda, apakah dari studi kelayakan yang dilakukan sudah memiliki gambaran mengenai struktur bangunan air tersebut? Apakah akan memiliki prinsip yang hampir sama dengan daerah lain ataukah ada bbrp hal yg akan dilakukan terobosan atau solusi sesuai dengan kondisi setempat.
Apakah dana merupakan satu2nya kendala yang mebuat Kalteng sampai saat ini belum memuuskan utk membangun PLTA? Bukankah membangun pembangkit listrik tenaga lainnya juga membutuhkan dana yang nilainya spektakuler bahkan memberikan dampak negatif buat lingkungan.
Saya sbg masyarakat Kalteng sangat mendukung perspektif yang bapak buat. Karena PLTA adalah bangunan penghasil energi yang nota bene sangat kita butuhkan, namun tetap ramah lingkungan....jadi bisa kategorikan PLTA tersebut merupakan ecofriendly construction...
thx pak Free. Gbu
salam hormat pak free.
BalasHapussaya mahasiswa ITS surabaya,
pak saya minta alamat drmana bpk mendapat data tabel Sungai Besar di Kalimantan Tengah. atau bapak berkenan menyajikan data yg lbd lengkap beserta debit air sungai muara juloi, soalnya saya membutuhkan data tersebut untuk tugas akhir saya,
terima kasih banyak pak. free
Terimakasih Pak Vee Bee atas tanggapannya.
BalasHapus1. Secara umum memang selalu mempertimbangkan faktor kelayakan Teknis, ekonomi dan lingkungan. Tetapi yang kita coba ulas disini adalah variabel dari faktor "ekonominya"
2. Mengenai bangunan air kita bisa pergunakan literatur tentang hidrolika, hidrologi, geoteknik dll dari segi ilmu teknik sipil
3. Ya, Sampai saat ini biaya yang besar yang menjadi kendalanya, tapi kalau kita bandingkan dengan kebutuhan pd masa datang saya yakin biaya tersebut tidak akan menjadi penghalang.
Robi> Salam kembali.....
BalasHapusMaaf terlambat respon (mdh2an sdh menyelesaikan studinya)
1. Data tabel Sungai Besar di Kalimantan Tengah bisa diambil dari Kalimantan Tengah Dalam Angka terbitan BPS Kalteng
2. Untuk rencana Bendungan Muara Juloi akan saya terbitkan pad posting berikutnya.
Semoga Sukses
trima kasih atas responnya pak free.
BalasHapuspak bs minta tolong perincian dr mana ddapat 284MW??
seperti:
1.tinggi jatuh kotor air (Hg)
2.tinggi jatuh efektif (Hn)
3.diameter penstock
4.panjang penstock
5.tekanan pada penstock.
dll,bila perlu dsertakan bapak.
trima kasih atas perhatian dan bantuannya.
Berdasarkan analisis pada tahap studi kelayakan didapat data :
BalasHapusTinggi jatuh kotor air (Hg)= 48,24 m
Tinggi jatuh efektif (Hn)= 45,83 m
Diameter penstock = 6 m
Panjang miring penstock = 60 m
Panjang horisontal penstock = 30 m
Maximum plant discharge 726,82 m3/det
Ketebalan penstock 16,3 mm
Semoga bermanfaat......
Mhn maaf Bu Vee Bee karena saya telah memanggil dengan "Pak", sekali lagi terima kasih atas sharingnya dan semoga pendidikan S3 nya segera berhasil.
BalasHapusBoleh Tau Kabar Bendungan Setongah sekarang bagaimana sudah ada pembangunan kah?
BalasHapus